Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?
1. IDE
Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk
menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho…
Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan
pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum
pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan
sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai
di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di
dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
2. Sasaran
Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat.
Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para
Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus
ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut
ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan
jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
3. Tujuan
IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya
adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga
Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin
mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the
Christ? Apa?
4. Pokok Materi
Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin
disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
5. Sinopsis
Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis
besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa
dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
6. Treatment
Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan
muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…
Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian
tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak
pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
7. Naskah
Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai
penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music,
ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…
FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
8. Pengkajian
Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi
(content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah
sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
9. Produksi Prototipe
Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran
naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan
pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board,
pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi
(pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara),
purna-produksi (intinya adalah editing).
10. Uji coba
Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok
kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di
hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari
calon audiens.
11. Revisi
Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki
deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
12. Preview
Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli
media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang
terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk
memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada
penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses
pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
13. Pembuatan Bahan Penyerta
Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual
(jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain
sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
14. Penggandaan
Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk
didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu
format film digital masih ada di angan-angan).
sumber : http://caramembuatfilmsendiri.blogspot.com/2012/01/cara-membut-film-sendiri.html